Saat dinas pagi di Ruang Rehabilitasi, saya duduk menemani pasien di ruang dinning hall. Tiga belas pasien sedang melakukan akivitas masing-masing, sesekali ada yang bertanya, Cico....Hadiqa..? Sebut saja S, dia selalu memanggilku begitu, duduk ditaman(hadiqa) adalah kesukaannya, sehingga selalu jika aku bersama mereka, selalu yang diminta hadiqa. Bulan Juni adalah musing pas di Kuwait, jika musim ini tiba jam 7 pagi rasanya seperti jam 12 siang di Jakarta, sehingga pasien jiwa ini tak dibawanya keluar seperti biasanya karena suhu udara panas, lebih dari 38 derajat. Ketika sedang lihat satu persatu pasien, S memanggilku lagi, Cico sambil mengacungkan tangan menunjuk salah satu temennya. Rupanya O sedang di ruang tempat minum dimana water cooler ditaruh. Kelihatan O mengunyah sesuatu. Hai...O makan apa....Mm..em....sambil ibu jari menunjuk kearah mulut. Makan apa kamu, telan aja....lanjutku. Eh...dia kesulitan menelannya, sambil disedot sedot..epz...ez....Kemudian aku mendekatinya....kenapa sih susah amat, coba lihat...O pun berusaha menelan dan menyedotnya lagi....Buka mulutmu! bentak ku, kemudian dia buka mulutnya...Uakh....uakh...aku mau muntah, buang O...buang...teriakku... Dia memakan kasa bekas pasien lain yang digunakan untuk menyumpal giginya sehabis dicabut, kasa itu masih kleihatan merah darah. karena saking besarnya sehingga dia sulit menelannya. Du...h Obeid....kamu.....buang sana ke tempat sampah jangan diambil lagi ya.... |